Minggu, 08 Januari 2017

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Universitas Gunadarma
“Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”






Nama Kelompok :
·        Aditya Rian Nugroho                      (50416230)
·        Indra Wibowo                                  (53416513)
·        Marthin Hasudungan . K               (54416284)
·        Muhammad Badri Yusuf                (54416747)
·        Noviyanti                                          (55416512)
Kelas : 1IA24


Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyaraakat” ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut tentang perbedaan kepentingan, prasangka diskriminasi , ethosentris, pertentangan sosial ketegangan dalam masyarakat, dan golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial, serta integrasi nasional.
Kami juga memyampaikan banyaknya terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan masalah ini.  Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu kami sangat berharap dapat menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk dapat meyempurnaan makalah ini.





                                                                        Bekasi,   Oktober 2016


                                                                                    Penyusun



Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan............................................................................................ 1
1.1   Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2   Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3  Tujuan ........................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan............................................................................................ 3
2.1   Perbedaan Kepentingan................................................................................ 3
2.2   Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme............................................... 3
2.3   Pertentangan-pertentangan Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat....... 5
2.4  Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial................................ 6
2.5  Integrasi Nasional........................................................................................... 6
2.6   Studi Kasus.................................................................................................... 7
Bab III Penutup................................................................................................... 9
3.1   Kesimpulan................................................................................................... 10
3.2   Saran ............................................................................................................ 10
Daftar Pustaka................................................................................................... 11


BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Prasangka dan Diskriminasi adalah dua hal yang relavasinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuham, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak dari kecil. Melalui proses belajar dan semakin besar manusianya, membuat sikap cenderung untuk membeda-bedakan.
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang-orang tanpa mempertimbangkannya lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.

Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, objek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.

Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.

Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa ? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.

1.2  Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:
·         Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kepentingan
·         Mahasiswa dapat menjelaskan prasangka diskriminasi dan ethosentris
·         Mahasiswa dapat menjelaskan  pertentangan sosial ketegangan dalam masyarakat
·         Mahasiswa dapat menjelaskan  golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial
·         Mahasiswa dapat menjelaskan  integrasi nasional

1.3 Tujuan
Ilmu sosial dasar merupakan mata pelajaran wajib yang diberikan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Ilmu sosial dasar juga dapat diciptakan dari lingkungan sosial atau kehidupan sehari-hari. Ilmu sosial dasar dapat membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia. Tujuan diberikannya mata kuliah ilmu sosial dasar yaitu sebagai salah satu usaha yang diberikan agar memberikan dan mendapatkan bekal kepada mahasiswa untuk peduli terhadap lingkungan atau keadaan sosial diluar sana.
Tujuan lain mengenai pembelajarannya ilmu sosial dasar, yaitu :
·         Untuk mengetahui perbedaan kepentingan
·         Untuk mengetahui prasangka diskriminasi dan ethosentris
·         Untuk mengetahui pertentangan sosial ketegangan dalam masyarakat
·         Untuk mengetahui golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial
·         Untuk mengetahui integrasi nasional



BAB II
Pembahasan

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

2.1 Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/ psikologis.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis didalam aspek-aspek pribadinya. Perbedaan itu secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial.
Perbedaan-perbedaan kepetingan itu antara lain :
      Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
b       Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
c        Kepentingan individu untuk memperoleh pengharaan yang sama.
d       Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
e        Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
f.       Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
g       Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman.
h       Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

2.2 Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme
a.       Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut :
1      Semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu.
2      Dalam bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang.
3      Untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur
emosilan (suka atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil
tersebut
Dalam konteks rasial, prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa pengalaman dan yang didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari anggota seluruh kelompok etnis.
Prasangka dan Diskriminasi adalah dua hal yang relavasinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuham, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat.
Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak dari kecil. Melalui proses belajar dan semakin besar manusianya, membuat sikap cenderung untuk membeda-bedakan.
b.      Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi
Prasangkan dibedakan dengan diskriminasi. Prasangka bersumber dari suatu sikap, sedangkan diskriminasi menunjuk pada suatu tindakan. Prasangka dan diskriminasi tidak muncul dari segolongan orang orang kampung berpendidikan rendah, tetapi juga dikalangan orang orang intelek seperti para pemimpin dan negarawan berkaliber nasional dan internasional.

c.       Sebab- sebab timbulnya prasangka dan diskriminsai
Sebab-sebab timbulnya diskriminasi antara lain :

a)      Berlatar belakang sejarah.
b)      Dilantar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan sotuasional.
c)      Bersumber dari faktor keberanian.
d)     Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan dan kepercayaan agama.
d.      Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
Daya upaya yang dilakukan ntuk mengurangi prasangka yaitu dengan :
a)      Perbaikan kondisi sosial ekonimi.
b)      Perluasan kesempatan.
c)      Adanya sikap terbuka dan sikap lapang.

e.       Ethosentrisme
Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa dan ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma dan nilai yang terkandung serta tersirat dalam kebudayaan tersebut.
Ethosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian ethosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasi atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan sendiri.

2.3 Pertentangan-pertentangan Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat
Konflik (pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar konlik pun berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :
1      Terdapat dua atau lebih unit/bagian yang terlibat didalam konflik.
2      Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
3      Terdapat interaksi antara diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Pertentangan sosial dapat terjadi di masyarakat sebagai adanya interaksi sosial. Masalah itu lebih menonjol lagi di masyarakat yang bersifat majemuk seperti di Indonesia. Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Pada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi:
1)      Problema Pemerintah.
2)      Problema Idelogi Bangsa.
3)      Problema Kedaerahan atau Minoritas.
Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagasi berikut :
1)      Elimintion yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
2)      Subjugation atau domination artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya.
3)      Integration (intergrasi) artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangakan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

2.4 Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
a.       Masyarakat majemuk dan nasional Indonesia
Masyarakat Indonesai digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia.
b.      Integrasi
Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan.
c.       Intergrasi Sosial
Intergrasi sosial atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang menpunyai sifat, sikap dan watak yang berdeda.
2.5 Integrasi Nasional
Integrasi nasional bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional. Integrasi nasional ini merupakan masalah yang dialami oleh semua negara yang ada di dunia, yang berbeda hanyalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
Secara umumnya terdapat tiga masalah besar yang harus dikaji secara serius untuk mencapai perwujudan intergrasi sosial nasional, yaitu :
1)      Pembaruan bangsa;
2)      Kerukanan antar umat beragama dan aliran kepercayaan;
3)      Perubahan nilai-nilai

2.6 Studi Kasus
Pertentangan Sosial
Contoh Kasus : Pertentangan merupakan suatu konflik antar individu. Ini merupakan kasus pertentangan sosial yaitu Satpol PP usir pedagang di pasar burung. Kenapa bisa dibilang kasus pertentangan sosial? Karena demi menjaga kenyamanan dan keindahan kota penjaga satpol PP ini mengangkut barang-barang si penjual yang mengakibatkan konflik antar individu






Integrasi Masyarakat
Contoh Kasus : Seorang manusia harus dapat menghargai segala apapun mau ras, suku ataupun agama. Contoh seseorang umat muslim yang tidak memandang kebawah agama yang lain dia tetap menghargai segala yang di sekitarnya. Ini ada seorang remaja yang beragama muslim untuk menjaga misa natal diambon. Dia untuk membantu menjaga keamanann di lingkungan sekitar.
 Itu dinamakan kasus integrasi masyarakat karena integasi mempunyai hubungan solidaritas sosial, rasa kebersamaan, tidak memiliki rasa perbedaan, memiliki hubungan yang harmonis serta memiliki kerja sama antara individu dengan individu lainnya.



BAB III
Penutup

Kesimpulan
Konflik (pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang.
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/ psikologis.

Integrasi nasional bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional




Saran
Saran saran berikut ini yang saya sampaikan insyaallah dapat kalian petik makna-maknanya, berikut ini :
·         Berusaha memiliki lingkungan yang harmonis.
·         Memiliki jiwa kesadaran yang tinggi.
·         Memiliki sikap nasionalisme & Patriotisme.
·         Jangan menilai atau menganggap jelek tentang perbedaan antar invidu.
·         Jangan menganggap remeh atau rendah terhadap lingkungan sekitar.
·         Jika ingin berhasil maka bersikaplah rajin dan disiplin.
·         Berbagilah waktu dengan baik, jika ingin tidak terbebani.
·         Dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan juga tertib.


Daftar Pustaka

Nasution, Albani Syukri Muhammad, dkk. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : PT. RAJARAFINDO.